Penginderaan
jauh/Inderaja atau remote sensing dalam geografi adalah ilmu, seni, dan teknologi untuk
mendapatkan informasi tentang suatu objek, daerah, atau gejala di permukaan
bumi. Istilah
penginderaan jauh (remote sensing) pertama kali diperkenalkan oleh Parker di
Amerika Serikat pada akhir tahun 1950-an. Pada awal 1970-an istilah serupa juga
digunakan di Prancis dengan sebutan teledetection, Jerman disebut
farnerkundung, dan Spanyol disebut perception remota. Pemakaian antara lain untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk
berbagai keperluan, seperti mendeteksi sumber daya alam; daerah banjir; kebakaran hutan; dan sebaran ikan di laut.
A. Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli
- American Society of FotogrametryPenginderaan jauh adalah pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek/fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung/bersinggungan dengan objek/fenomena yang dikaji.
- AveryPenginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.
- CampbellPenginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.
- ColwellPenginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit/instrumen lain di atas/jauh dari objek yang diindera.
- CurranPenginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
- Lillesand dan KieferPenginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
- LindgrenPenginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
- Welson dan BufonPenginderaan jauh adalah sebagai suatu ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area dan gejala tersebut.
- Everett dan SimonettPenginderaan Jauh merupakan suatu ilmu karena di dalamnya terdapat suatu sistematika tertentu untuk dapat menganalisis suatu informasi mengenai permukaan bumi.
- AronofPenginderaan Jauh merupakan ilmu pengetahuan teknologi dan seni perolehan informasi objek dari suatu jarak jauh.
Sedangkan sistem Penginderaan Jauh menurut
Sutanto adalah serangkaian komponen yang digunakan untuk penginderaan jauh
yang meliputi sumber energi, atmosfer, interaksi antara energi dan objek,
sensor, perolehan data dan pengguna data.
Kesimpulan :
Penginderaan jauh geografi adalah
ilmu dan seni untuk mendapat informasi permukaan bumi dengan menganalisis
gambaran permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek permukaan bumi
tersebut.
B. Komponen-Komponen
1. Sumber tenaga (matahari,buatan, cahaya buatan)
- Sistem Pasif : proses penginderaan jauh dengan menggunakan sumber tenaga radiasi matahari pada siang hari
- Sistem Aktif : proses penginderaan jauh dengan menggunakan sumber tenaga buatan (gelombang mikro) yang dilakukan pada malam hari.
Proses perekaman objek melalui pancaran tenaga buatan yang disebut tenaga pulsar harus berkecepatan tinggi karena pada saat pesawat bergerak tenaga pulsar yang dipantulkan oleh objek direkam alat sensor. Pantulan pulsar yang tegak lurus menghasilkan tenaga yang besar sehingga rona yang terbentuk berwarna gelap. Adapun jika tenaga pulsar keci, rona yang terbentuk akan cerah. Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat
berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari
tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari).
Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna objek tersebut
b. Bentuk permukaan bumi
Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada
permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan
yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus
dan cerah terlihat lebih terang dan jelas
c. Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam
memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan
hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.
2. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti
O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di
dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi
elektromagnetik. Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang sehingga hanya sebagaian kecil tenaga elektromagnetik dari radiasi sinar matahari yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut jendela atmosfer (atmospheric window). gelombang elektromagnetik mengalami hambatan oleh atmosfer bumi. Hambatan ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya seperti debu, gas karbondioksida, uap air, dan ozon. Hamburan atmosfer adalah penyebaran arah radiasi sinar matahari oleh partikel-partikel di atmosfer. Ada 3 macam hamburan yang terjadi pada spektrum diantara nya sebagai berikut:
- Hamburan Rayleight, terjadi apabila radiasi matahari berinteraksi dengan molekul dan partikel kecil atmosfer, yaitu 0,1 panjang gelombang. panjang gelombang sinar biru menyebabkan langit berwarna biru. jika tidak ada hamburan, langit akan berwarna hitam. Hamburan tersebut akan menyebabkan adanya kabut tipis yang mengganggu pemotretan dari tempat tinggi. Akan tetapi, kabut ini dapat dikurangi atau dihilangkan dengan memasang filter spektrum hamburan di depan lensa kamera jika pemotretan dilakukan pada ketinggian 15.000 kaki - 30.000 kaki.
- Hamburan Mie, terjadi apabila kandungan atmosfer sama dengan panjang gelombang atau memiliki diameter 0,1-25 panjang gelombang. Hambatan ini terjadi pada ketinggian 15.000 kaki. Penyebab utama terjadinya hambatan ini adalah uap air atau debu.
- Hambatan nonselektif, terjadi apabila gatis tengah partikel di atmosfer lebih panjang dari panjang gelombang yang diindera. misalnya air hujan dapat menyebabkan hamburan ini.
Selain ada hamburan ada juga yang disebut dengan serapan oleh atmosfer, yaitu
merupakan gangguan terhadap tenaga elektromagnetik. serapan merupakan kendala
utama bagi spektrum inframerah. penyebabnya adalah uap air, karbondioksida, dan
ozon.
3. Interaksi tenaga dengan objek
Objek
adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderaan jauh seperti
atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer. Interaksi antara tenaga atau
radiasi dengan objek yang terdapat di permukaan bumi dapat dikelompokkan
menjadi 3 bentuk, yaitu sebagai berikut :
a. Absorption (A), yaitu proses diserapnya
tenaga oleh objek
b. Transmission (T), yaitu proses
diteruskannya tenaga oleh objek
c. Reflection (R), yaitu proses
dipantulkannya tenaga oleh objek
Interaksi antara tenaga atau energi dengan objek-objek di permukaan bumi akan
menghasilkan pancaran sinyal dan pantulan yang bersifat sangat selektif. Jika
karakteristik objek di permukaan bumi bertekstur halus, permukaan objek akan
bersifat seperti cermin sehingga hampir semua energi dipantulkan dengan arah
yang sama atau disebut specular reflection. Adapun jika permukaan objek
memiliki tekstur kasar, maka hampir semua tenaga dipantulkan ke berbagai arah
atau disebut difuse reflection. Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona
yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap objek memiliki karakterisitik yang
berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah
pada citra, sedangkan objek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada
citra. Contoh: Permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya
pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang
tertutup oleh lahar dingin.
4. Sensor dan wahana
- Sensor
Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu
objek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri
terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk merekam gambar
terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil objekyang dapat direkam oleh
sensor, semakin baik kualitas sensor itu.
Ada 2 macam sensor dalam sistem penginderaan jauh, yaitu :
a. Sensor aktif : dilengkapi
dengan alat pemancar dan alat penerima pantulan gelombang
b. Sensor pasif : dilengkapi dengan alat penerima pantulan gelombang
Berdasarkan proses perekamannya, sensor dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :
a. Sensor fotografik
Proses perekaman ini berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik
diterima dan direkam pada emulsi film yang apabila diproses akan menghasilkan
foto. Apabila pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau balon udara, fotonya
disebut foto udara. Apabila pemotretan dilakukan dari antariksa, fotonya
disebut foto orbital atau foto satelit.
b. Sensor elektronik
Sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik. Alat
penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya. Sinyal
elektrik yang direkam pada pita magnetik ini kemudian di proses menjadi data
visual maupun data digital yang siap dikomputerkan. Pemrosesan agar menjadi
citra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) memotret data yang direkam menggunakan pita megnetik yang diwujugkan secara
visual pada layar monitor.
2) dengan
memotret data menggunakan film perekam khusus. hasilnya berupa foto dengan film
sebagai alat perekamnya, tapi film disini hanya berfungsi sebagai alat perekam
saja, sehingga hasilnya disebut citra penginderaan jauh
- Wahana
a. Pesawat terbang rendah sampai medium (low
to medium altitude aircraft), dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000
meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan iala citra foto (Foto udara)
b. Pesawat terbang tinggi (High altitude
aircraft), dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. citra
yang dihasilkan yaitu foto udara dan multispectral scanners data.
c. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km
sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah citra satelit.
5. Perolehan data
Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :
- Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama strestokop. Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk 3 dimensi
- Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.
Perolehan
data dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan interpretasi secara
visual. dapat pula dengan cara numerik atau cara digital, yaitu dengan
menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya di interpretasi secara manual,
sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik dapat
diinterpretasikan secara manual maupun digital atau numerik.
6. Pengguna data
Pengguna data yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. Jika
tidak ada pengguna, maka data inderaja tidak ada manfaatnya. Salah satu lembaga
yang menggunakan data inderaja misalnya adalah:
a. Bidang militer
b. Bidang kependudukan
c. Bidang pemetaan
d. Bidang meteorologi dan klimatologiC. Teknik Pengumpulan Data
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam peralatan
tergantung kepada objek atau fenomena yang sedang diamati. Umumnya
teknik-teknik penginderaan jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang
dipancarkan atau dipantulkan oleh objek yang diamati dalam frekuensi tertentu
seperti inframerah, cahaya tampak, gelombang
mikro, dsb. Hal ini memungkinkan karena faktanya objek yang diamati
(tumbuhan, rumah, permukaan air, udara dll) memancarkan atau memantulkan
radiasi dalam panjang gelombang dan intensitas yang
berbeda-beda. Metode penginderaan jauh lainnya antara lain yaitu melalui gelombang
suara, gravitasi atau medan
magnet.
D. Hasil Penginderaan Jauh
Proses penginderaan jauh memeberikan keluaran atau hasil
yang disebut citra, yaitu gambaran yang tampak suatu objek yang sedang diamati
sebagai hasil liputan atau rekaman oleh suatu alat pemantau. Citra dalam bahasa
inggris dikenal dengan image atau imagery.
Menurut Hornby, citra adalah
gambaran yang terekam oleh kamera atau sensor lainnya.
Menurut Simonett,
citra adalah gambar rekaman suatu objek (biasanya berupa gambaran pada foto)
yang didapat dengan cara optik, elektroopik, optik-mekanik atau elektomagnetik.
Dari Tabel diatas dijelaskan bahwa ada 2 jenis citra
yaitu citra foto dan citra non foto.
- Citra Foto
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan
1) Foto ultraviolet.
Foto
ultraviolet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet
dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya tidak banyak informasi
yang dapat disadap, tetapi untuk beberapa objek foto ini mudah pengenalannya karena
tingkat kontrasnya yang besar. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi tumpahan
minyak dilaut,membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, dan
daerah batuan kapur.
2) Foto
ortokromatik
Foto
ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari
saluran biru hingga hijau (0,4 - 0,56) mikrometer. cirinya banyak objek yang
tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka
terhadap objek dibawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter.
Foto ini juga sangat baik untuk survei vegetasi karena daun hijau tergambar
dengan kontras
3) Foto
pankromatik
Foto
pankromatik adalah foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari
merah hingga ungu. kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata manusia. ada
umumnya, digunakan film sebagai negatif dan kertas sebagai positifnya. wujudnya
seperti pada foto, tetapi bersifat tembus cahaya. Foto pankromatik dibedakan
menjadi 2 :
a. Foto pankromatik hitam putih.
Ciri-cirinya : Rona pada objek
serupa dengan warna pada objek aslinya, karena kepekaan film sama dengan
kepekaan mata manusia, resolusi spasialnya halus, stabilitas dimensional
tinggi, foto pankromatik hitam putih lebih lama dikembangkan sehingga orang
telah terbiasa menggunakannya.
Sifat-sifat foto ini hampir
sama dengan foto pankromatik hitam putih. tetapi pengenalan objek pada foto ini
lebih mudah karena warna serupa dengan warna asli objek yang direkam. Proses
pembetukannya warna pada foto udara ini melalui proses aditif, yaitu warna
biru, hijau, dan merah, seperti proses pembentukan warna pada televisi warna.
Berbeda dengan aditif, Proses substraktif dilakukan dengan memadukan warna
kuning, cyan, dan magenta.
4) Foto Inframerah
asli (true infrared photo)
Foto
inframerah asli (true infrared photo) adalah foto yang dibuat dengan
menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 - 1,2
mikrometer yang dibuat secara khusus. Cirinya, dapat mencapai bagian dalam
daun, sehingga rona pada foto inframerah tidak ditentukan oleh warna daun
tetapi sifat jaringannya. Foto ini baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman
termasuk tanaman yang sehat atau yang sakit.
5) Foto
Inframerah Modifikasi
Foto inframerah modifikasi adalah foto yang dibuat dengan inframerah
dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran
hijau. dalam foto ini, objek tidak segelap apabila kita menggunaka film
inframerah sebenarnya, sehingga dapat dibedakan dengan air.
Foto inframerah mempunyai beberapa keunggulan antara lain,
a. Mempunyai sifat pantulan khusus bagi vegetasi
b. Daya tembusnya yang besar terhadap kabut tipis
c. Daya serap yang besar terhadap air
Kelemahan Foto inframerah antara lain,
a. adanya efek bayangan gelap karena saluran inframerah
dekat tidak peka terhadap sinar baur dan sinar yang dipolarisasikan.
b. sifat tembusnya kecil terhadap air
c. kecepatan yang rendah dalam pemotretan
Berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi
1) Foto
vertikal atau foto tegak (orto photograph) yaitu foto yang dibuat dengan sumbu
kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
2) Foto condong atau miring (oblique photograph) yaitu
foto dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke
permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar, tetapi
bila sudut condongnya masih berkisar antara 1-4 derajat, foto yang dihasilkan
masih digolongkan sebagai foto vertikal.
Foto condong dibedakan menjadi dua,
sebagai berikut :
a) Foto agak condong (low oblique photograph) yaitu apabila pada foto tidak tampak
cakrawalanya.
b) Foto sangat condong (high oblique photograph) yaitu apabila cakrawala tergambar pada foto.
b) Foto sangat condong (high oblique photograph) yaitu apabila cakrawala tergambar pada foto.
Berdasarkan jenis kamera yang digunakan
2) Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Foto jamak dibedakan menjadi 2 macam lagi :
a. foto multispektral yaitu beberapa foto untuk daerah yang sama dengan beberapa kamera atau satu kamera dengan beberapa lensa
b. foto dengan kamera ganda yaitu pemotretan di suatu daerah dengan menggunakan beberapa kamera dengan jenis film yang berbeda, misalnya pankromatik dan inframerah
Berdasarkan warna yang digunakan
1) Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. pada foto ini warna objek tidak sama dengan warna foto. misal, pada foto suatu vegetasi berwarna merah sedangkan warna aslinya adalah hijau.
2) Foto warna asli (true color) yaitu foto pankromatik berwarna. dalam foto berwarna lebih mudah penggunaanya karena foto yang tergambar mirip dengan objek aslinya.
Berdasarkan wahana yang digunakan
1) Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat atau balon udara
2) Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit
Berdasarkan sudut liputan kamera
1) Sudut kecil (narrow angle), panjang fokus 304,8. sudut liputan <60, jenis foto sudut kecil
2) Sudut normal (normal angle), panjang fokus 209,5. sudut liputan 60-70 derajat, jenis foto sudut normal atau sudut standar
3) Sudut lebar (wide angle) panjang fokus 152,4. sudut liputan 75-100 derajat, jenis foto sudut lebar
4) Sudut sangat lebar (super
wide angle) panjang fokus 88,8 sudut liputan >100 , jenis foto sudut sangat
lebar
- Citra Non Foto
Citra Nonfoto dibedakan berdasarkan:
Spektrum Elektromagnetik
a. Citra inframerah termal, yaitu citra yang
dibuat dengan spektrum inframerah termal. Jendela atmosfir yang digunakan ialah
saluran dengan panjang gelombang (3,5 – 5,5) μm, (8 – 14) μm, dan sekitar 18
μm. Penginderaan pada jenis spektrum ini mengacu kepada beda suhu obyek dan
daya pancarnya yang pada citra tercermin melalui beda rona atau beda warna.
b. Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra
yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil
penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang
citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan
sumber tenaga alamiah.
Meskipun citra nonfoto juga ada yang menggunakan spektrum
tampak, citra yang dihasilkan tidak disebut citra tampak. Citra tersebut lebih
sering disebut berdasarkan sensornya atau wahananya, misalnya citra rbv, citra
mss, dan citra lainnya.
Sensor
a. Citra tunggal, yaitu citra yang
dibuat dengan sensor tunggal.
b. Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan
saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran
lebar, citra multispektral dibuat dengan saluran sempit. Citra multispektral
pada citra landsat sering dibedakan menjadi:
1) Citra return beam vidicom atau citra
rbv, yaitu citra yang dibuat dengan kamerareturn beam vidicom pada
landsat-1 dan landsat-2. Meskipun berupa kamera, hasilnya bukan berupa foto
karena detektornya bukan film dan prosesnya bukan fotografik, melainkan
elektronik. Jenis ini beroperasi dengan spektrum tampak. Citra rbv pada
landsat-3 bukan lagi berupa citra multispektral,melainkan citra ganda.
2) Citra multispectral scanner atau citra
mss, yaitu citra yang dibuat dengan mss sebagai sensornya. Sistem ini dapat
beroperasi dengan spektrum tampak maupun spektrum lainnya, misalnya spektrum
inframerah termal. Di samping citra mss, landsat juga ada citra mss yang dibuat
dari pesawat udara.
Wahana
a. Citra dirgantara (airborne image), yaitu citra yang
dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara atau dirgantara. Misalnya citra
inframerah termal, citra radar, dan citra mss yang dibuat dari udara. Istilah
citra dirgantara jarang sekali digunakan.
b. Citra satelit (satellite/spaceborne image), yaitu
citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra satelit dibedakan
lebih jauh berdasarkan penggunaan utamanya, yaitu:
1) Citra satelit untuk penginderaan planet, misalnya
citra satelit ranger (AS), citra satelit viking (AS), citra satelit luna
(Rusia), dan citra satelit venera (Rusia).
2) Citra satelit untuk penginderaan cuaca,
misalnya citra noaa (AS), dan citra meteor (Rusia).
3) Citra satelit untuk penginderaan sumber daya
bumi, misalnya citra landsat (AS), citra soyus (Rusia), dan citra spot yang
diorbitkan oleh perancis pada tahun 1986.
4) Citra satelit untuk penginderaan laut, misalnya
citra seasat (AS), dan citra mos (Jepang) yang diorbitkan pada tahun 1986.
E. Keunggulan, Keterbatasan, dan Kelemahan
- Keunggulan
1. Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan
bumi dengan; wujud dan letak objek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi,
relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
2. Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga
dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut
stereoskop.
3. Karaktersitik objek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam
bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya.
4. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang
sulit dijelajahi secara terestrial.
5. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
6. Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
- Keterbatasan
- Kelemahan
1. Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;
2. Peralatan yang digunakan mahal;
3. Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.
F. Manfaat
1. Bidang GEODESI
- Pengolahan dan Analisis Data Citra Satelit
- Pengolahan dan Analisis Foto Udara
- Pengolahan dan Analisis Foto Smaal Format
- Pengolahan Data dan Analisis Komponen Pasut Laut
- Pengolahan Data Integrasi GIS, dan Fotogrammetri
- Pengamatan sifat fisis air laut.
- Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
- Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
- Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
- Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
- Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.
- Menentukan struktur geologi dan macamnya.
- Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.
- Pemantauan distribusi sumber daya alam.
- Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
- Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
- Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan aplikasisistem informasi geografi (SIG).
- Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah tekanan rendah dan daerah bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai siklon.
- Mengetahui sistem atau pola angin permukaan.
- Permodelan meteorologi dan data klimatologi.
- Untuk pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat kewarnaan dan kandungan air di udara.
- Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.
- Pengamatan pasang surut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah).
- Mencari distribusi suhu permukaan.
- Studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi
Komentar
Posting Komentar